February 22, 2015

Dibalik Motif Seni Suku Dayak

Ukiran di Rumah Betang Pontianak

Motif seni Suku Dayak pada dasarnya merupakan perpaduan antara suatu pola dasar yang memiliki artinya masing-masing, kemudian dikreasikan dalam berbagai perpaduan beberapa motif dasar sehingga menjadi satu kesatuan rangkaian makna yang berarti. Sebenarnya motif seni Suku Dayak mempunyai ciri khas yang hampir sama di seluruh wilayah Kalimantan, baik barat, tengah, selatan, timur, dan utara.

Motif burung enggang merupakan motif yang sering digunakan dalam kegiatan seni Suku Dayak. Motif ini juga menjadi ciri pembeda dari kesenian daerah lainnya di Indonesia. Motif burung enggang biasa dipadukan dengan motif naga dan sulur atau akar-akaran. Burung enggang dan naga merukan simbol penguasa alam.  Mahatala atau Pohotara  merupakan penguasa alam atas yang disimbolkan sebagai burung enggang gading. Menurut kepercayaan budaya suku Dayak, Mahatala atau Pohotara ini merupakan jelmaan dari Panglima Burung yang datang hanya dalam keadaan peperangan. Oleh sebab itu simbol ini merupakan simbol yang paling dominan dalam ukiran motif dayak.

Pola dasar dari naga ini banyak digunakan dalam gambaran seni Suku Dayak. Menurut masyarakat adat, naga yang dikenal dengan sebutan Jata atau Juata dianggap sebagai simbol penguasa alam bawah (tanah/air)

Motif anjing ini biasa diukirkan pada lukisan tentang pengenalan kehidupan masyarakat suku dayak. Dalam cerita rakyat Suku Dayak, anjing merupakan binatang jelmaan dewa yang diusir dari kayangan dan diturunkan ke bumi untuk menjaga manusia. Motif ini dapat dilihat di motif pohon kehidupan masyarakat Dayak. Pada dasarnya suku dayak membuat motif anjing sebagai rasa terimakasih kepada hewan peliharaan mereka yang selalu menjaga dan menemani pada saat mereka berburu serta selalu setia kepada tuannya.  


Artikel Terkait:



No comments:

Post a Comment