February 24, 2015

Keraton Sambas

Keraton Alwatzikhoebillah sambas


Keraton Sambas dibangun oleh Sultan Muhammad Mulia Ibrahim tahun 1933, ditempati 6 juli 1935. Biaya pembangunan Istana sambas sebesar 65 Golden, dari bantuan Sultan Kutai. Pembangunan dilaksanakan pemborong Tjin Nyuk dari Pontianak. Dengan luas bangunan berukuran panjang 9,50 meter dan berukuran lebar 8,05 meter.


Berada di tepian Muara Ulakan simpang tiga pertemuan Sungai Sambas Kecil, Sungai Subah, Sungai Teberau, sekarang di Desa Dalam Kaum, Kecamatan Sambas sejak dahulu telah berdiri Istana Kesultanan Sambas (1632) didirikan oleh Raden Bima gelar Sultan Muhammad Tajuddin, Sultan Sambas ke-2. Dipinggir sungai, terdapat sebuah tangga jembatan biasa disebut dengan seteher, tempat singgahan sampan atau perahu dan kendaraan air yang banyak di sungai Sambas.

Naik ke daratan di pinggir sungai, terdapat jalan masuk ke halaman Istana. Sebelum masuk kita akan melalui sebuah gerbang pintu masuk ke halaman Istana yang dinamakan gerbang Segi Delapan. Pintu masuk gerbang bersegi delapan yang jauhnya dari pinggir sungai lebih kurang 30 meter. Gerbang bersegi delapan bertingkat dua itu dahulu digunakan, bagian bawah tempat penjaga dan tempat istirahat rakyat yang berkunjung ke istana sebelum memasuki istana. Bagian atas tempat mengatur penjagaan dan apabila ada keramaian dipergunakan untuk menabuh gamelan dan alat-alat kesenian.

Tiang yang bertopang empat yang berarti Sultan dibantu oleh empat orang pembantu yang disebut wazir. Dibawah tiang bendera terdapat 3 buah meriam kuno hadiah dari tentara Inggris tahun 1813 menghargai kepahlawanan putera Pangeran Anom melawan inggris. Salah satu disebut Si Gantar Alam. Disisnilah seorang pejuang bernama Thabrani Akhmad telah gugur ditembus peluru penjajah Belanda karena membela mempertahankan bendera merah putih. Dan diabadikan dengan monumen baru " Di tempat ini tanggal 27 Oktober 1945 telah gugur seorang pejuang kemerdekaan disaat akanmengibarkan bendera merah putih". Disamping kiri masuk, tidak jauh dari tiang bendera terdapat pohon kayu putih, untuk mengenang peristiwa selesai perang Sungkung pada tahun 1883. Ditanam atas perintah sultan dan Pangima Daud dan Panglima Bakar.


Artikel Terkait:



No comments:

Post a Comment