April 30, 2012

Patih Gajahmada Putera Dayak bag.3

Menurut Mgr. Blasius Pujaraharja, Pr. Uskup Ketapang, pengaruh kebudayaan Jawa terhadap kebudayaan Dayak memang ada, tapi tidak terlalu besar. Sebaliknya menurut Prof.Dr.Syamsuni Arman, pengaruh kebudayaan Jawa terhadap kebudayaan Dayak memang besar ketika jaman kerajaan-kerajaan Hindhu berjaya. "Namun kini tidak terlalu besar lagi. Bahkan keaslian kebudayaan Jawa sudah menipis sedangkan kebudayaan Dayak masih cukup kuat,"ujar Guru Besar Fisipol Untan ini.

Menurut Prof.Syamsuni pengaruh kebudayaan Jawa (khususnya dalam bentuk fisik) terhadap kebudayaan Dayak dapat dilihat dari berbagai praktik kehidupan terutama ritual, seni, asesori, bahasa, makanan, mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat.
Kebudayaan itu sendiri menurut Prof.Syamsuni kuat dipengaruhi budaya Hindhu. adanya sesajen dalam ritual Dayak; pemakaian keris, selendang, ikat kepala (sejenis blangkon); bersawah, makanan tahu dan tempe, konsumsi buah dan daun melinjo, dan lainnya menurut Prof.Syamsuni adalah pengaruh Jawa. Juga gelar-gelar seperti patih/pateh, demang/demung/domong (stratifikasi dalam masyarakat Dayak).

Meski sudah mencari ke berbagai tempat dan menanyakannya ke sejumlah Dayakolog di Pontianak, secara ilmiah hingga kini belum menemukan penelitian yang komprehensif tentang pengaruh kebudayaan Jawa terhadap Kebudayaan Dayak. Semoga dengan mengetahui berbagai hal tentang kebudayaan Jawa akan tumbuh saling pengertian, saling penghargaan terhadap perbedaan. Bumi Kalbar ini tidak bisa dibangun oleh sekelompok etnis/ orang saja. Tentu saja jangan pula lupa memberikan porsi yang sewajarnya, pada tempatnya. Menerapkan keadilan kepada berbagai etnis, kelompok yang ada di Kalbar ini.


disadur dari Majalah KR
No.57/Th.IX/5 Mei-5 Juni 2002


Artikel Terkait:



No comments:

Post a Comment